Posted by : Unknown Sabtu, 19 April 2014

           
           Yang namanya ujian itu tentu saja tidak hanya berlaku di sekolah.Di berbagai bidang kehidupan pun ujian itu juga berlaku. Hanya saja yang membedakan adalah tujuan, cara dan bentuknya. Ketika orang mengalami bangkrut bisnis, orang bisa memandang sebagai ujian dari Yang Maha Kuasa. Akan tetapi prinsip ujian pada dasarnya sama yaitu bahwa  orang harus melalui fase tertentu, agar memperoleh fase berikutnya yang lebih baik. Persoalan terjadi bila  tujuan, cara dan bentuknya tidak cocok. Ujian Nasional (UN) misalnya: mengapa orang tidak terlalu senang menanggapi kehadiran UN? Ya karena itu, tujuan, cara dan bentuknya tidak cocok atau kurang diterima oleh masyarakat khususnya kaum intelektual. Protes-protes bermunculan.Misalnya  guru-guru yang memberikan pelajaran siswa justru tidak berhak menilai siswanya atau menguji? Bukankah ini bertentangan dengan UU Sisdiknas kita? Kalau toh ada ujian sekolah, itu tidak memberi kelegaan para siswa atau guru karena nilai UN tetap menjadi acuan untuk berhasil dan tidaknya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan hak yang dimiliki guru. Pengukuran kwalitas hasil pendidikan secara nasional pun juga terasa aneh. Infra struktur dan tenaga pendidikan saja tidak merata,  bagaimana hasilnya bisa menjadi pengukuran secara nasional?

Semua itu hanyalah contoh saja yang sudah banyak diungkapan di berbagai media oleh orang-orang pinter.  Namun hasilnya tetap saja UN “mejeng”. Yang mengerikan lagi di balik semua itu UN terasa disinyalir menjadi proyek yang menggiurkan untuk memperoleh keuntungan finansial. Jual beli jawaban soal adalah contoh konkrit. Pemenangan tender pencetakan soal-soal ujian nasional yang pernah dilakukan secara terpusat. Masih banyak persoalan-persoalan yang tidak sulit ditelusuri sebagai kanal keuntungan. Kalau UN masih terus begini, kekacauan atau protes-protes tak akan pernah berhenti. Kita ingin agar ada perombakan total. Bau busuk harus dibuang, bukan dengan menutup atau ditambal, melainkan harus dibongkar. Mudah-mudahan Tahun 2015 mendatang harapan itu menjadi kenyataan. Kemendiknas sekarang ini hanya akan meninggalkan kepompong yang tak akan pernah menetas karena bau busuk yang yang berkelindan di dalamnya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Cinta Kebenaran Dan Keadilan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -